gems store

Why Investasi Properti

Investasi di property khususnya tanah merupakan pilihan tepat untuk mengembangbiakan uang. Lebih dari itu, investasi property juga lebih secure dibanding jenis-jenis investasi lain.

Mayoritas produk investasi lain banyak dipengaruhi oleh faktor luar. Misalnya investasi saham di bursa, harganya bisa naik turun sangat cepat bahkan signifikan hanya karena isu atau gosip seputar politik, kebijakan pemerintah, keamanan negara, kondisi ekonomi, atau seperti obligasi yang harganya turun saat angka inflasi dan suku bunga membengkak. Bandingkan dengan investasi property, walaupun juga terpengaruh faktor luar, namun perubahannya tidak terlalu cepat. Ambil contoh harga rumah, tentunya tidak bisa berubah begitu saja dalam sehari tetapi butuh tahunan.
Sebuah rumah bisa dianggap bernilai investasi bila memenuhi prasyarat seperti dekat dengan pusat bisnis. Jika sebuah rumah berada dalam lingkungan yang dekat dengan pusat bisnis, perkantoran, atau daerah industri, pusat perbelanjaan, sekolah atau kampus, maka harga rumah tersebut bisa cepat naik. Rumah juga bernilai investasi tinggi bila memiliki jalan masuk yang lebar. Faktor yang satu ini ternyata turut menentukan apakah sebuah rumah bisa berharga tinggi atau tidak. Jika sebuah rumah memiliki jalan masuk yang lebar dan bisa dilewati oleh mobil dengan nyaman, maka faktor ini bisa turut mengangkat harga jual rumah.

Pengamat property Ali Tranghada menjelaskan sebelum memilih tempat sebagai investasi, masyarakat biasanya terlebih dahulu mencari informasi apakah daerah tersebut layak untuk dijadikan tempat investasi. ”Akses jalan tol dan kejelasan konsep kawasan perumahan di suatu daerah menjadi salah satu alas an masyarakat untuk berinvestasi property,” jelasnya saat dihubungi .
Bila investor hendak berinvestasi pada property, wajib melakukan diversifikasi agar risikonya kecil dan memperoleh keuntungan. Diversifikasi pada properti menggunakan konsep lokasi dan jenis, misalnya berupa perkantoran, perumahan, dan pergudangan.

Bila di wilayah tersebut semakin banyak terdapat perkantoran, perumahan atau pergudangan ada kemungkinan nilai investasi di daerah tersebut akan berkembang pesat. Salah satu daerah yang cukup berkembang di Jakarta adalah wilayah kelapa gading.
Daerah ini merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan tertinggi setelah Pondok Indah dan Puri Indah, dan masih akan berkembang karena pengembangan properti masih dimungkinkan di wilayah tersebut, apalagi dengan kehadiran Keppel land di sana. Dalam beberapa tahun ke depan berinvestasi di daerah tersebut nampaknya masih cukup prospektif. Sementara di Tangerang perkembangan investasi nampaknya masih tetap berada di daerah Serpong.

Namun untuk beberapa tahun ke depan sepertinya akan terjadi pergeseran ke arah utara seperti Bintaro. Ini karena kawasan perumahan besar di Serpong, misalkan Bumi Serpong Damai (BSD) berencana melakukan ekspansi ke arah utara. Investor akan semakin bernafsu menanamkan investasi di kawasan perumahan di Tangerang kalau ruas Jalan Tol di perumahan Alam Sutera telah selesai dibangun. Sebab pilihan jalan tol di Tangerang akan semakin banyak. Disisi lain, sejumlah pengembang terus membenahi berbagai fasilitas kehidupan di Tangerang. Pertumbuhan industri property di Bogor juga semakin berkembang.

Hal itu terbukti dari semakin besarnya jumlah pengembang yang membangun perumahan mewah di Bogor. Untuk sementara, Sentul masih menjadi minat sejumlah investor sebagai tempat berinvestasi di Bogor. Hanya saja, sejumlah pengembang di Sentul belum bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. ”itu terlihat dari belum begitu jelasnya konsep kawasan perumahan di Sentul,” tuturnya.
Pada masa mendatang, dia memperkirakan investor perumahan akan banyak menanamkan uangnya di perumahan yang terletak di Cibubur. Khususnya yang menuju arah jalan TB Simatupang. Ini karena kawasan tersebut relative dekat dengan Jakarta. Selain itu, akses transportasi di kawasan tersebut relative banyak. Sementara, pertumbuhan perumahan di Depok nampaknya akan berkembang ke arah sawangan dan Cinere. Ini karena ke dua daerah tersebut relative dekat dengan Jakarta. Daerah tersebut juga sudah banyak terdapat kawasan perumahan. Sehingga pengembang tinggal melanjutkan pengembang wilayahnya.

Di Depok juga direncanakan membangun dua jalan tol, yakni Jalan Tol Cienere-Jagorawi (Cijago) dan Depok-Antasari (Desari). Jalan Tol Cijago sepanjang 14 km akan berfungsi secara regional karena menghubungkan wilayah Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta. Sedangkan Jalan Tol Desari sepanjang 22 km. Jalan tol ini akan menghubungkan Jakarta Selatan (Jalan P Antasari), Kota Depok, dan Kabupaten Bogor.

Rencana sejumlah pengembang di Jakarta yang hendak ekspansi ke wilayah Timur Jakarta, nampaknya akan menjadikan Bekasi sebagai alternative investasi. Daerah perbatasan Kelapa Gading dan Cakung memiliki prospek sebagai tempat investasi perumahan. Sekaligus menghilangkan kesan kalau Bekasi hanyalah merupakan tempat untuk tinggal. Direktur Indoproperti Hari Jap, menjelaskan, tidak ada pergeseran daerah prime di Jakarta. Daerah-daerah seperti Kelapa Gading, Pantai Indah Kapuk (PIK), Menteng, atau Kebayoran Baru. Masih menjadi impian masyarakat untuk dijadikan sebagai daerah tempat tinggal oleh masyarakat. Indikasinya terlihat dari masih besarnya permintaan untuk tinggal di daerah tersebut.

Padahal penawaran tinggal di daerah tersebut relative sedikit. Di masa mendatang, kawasan tersebut malah akan semakin mengkilap. Karena masyarakat yang sekarang belum sempat tinggal di kawasan tersebut akan terus berupaya agar bisa bertempat tinggal di daerah tersebut. ”Tentunya akan membuat harga rumah di daerah tersebut semakin mahal,” tuturnya. Di luar kawasan perumahan tersebut, sebenarnya masih ada beberapa daerah yang memiliki potensi menjadi daerah prime, misalkan saja beberapa daerah di Jakarta Barat. Namun masih butuh waktu untuk menguji apakah daerah tersebut benar-benar layak dijadikan sebagai daerah prime.

Salah satunya dengan konsistensi permintaan terhadap kawasan perumahan di daerah tersebut. Sebab ada kecenderungan daerah yang dipaksakan untuk maju cenderung kurang maksimal dalam menarik investor. Di daerah satelit Jakarta, Tangerang paling banyak diminati sebagai tempat untuk berinvestasi sector perumahan. Ini karena fasilitas yang tersedia di Tangerang sudah banyak tersedia. Bahkan sebagian masyarakat Tangerang sudah tidak lagi pergi ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari sekian banyak daerah di Tangerang, Serpong dan Bintaro merupakan daerah yang paling banyak diminati investor. Ini tidak terlepas dari terkonsentrasinya perumahan besar di kawasan tersebut.

Selain itu, kemudahan akses transportasi dari dan menuju daerah tersebut relative banyak. ”Berbagai fasilitas di Tangerang juga terkonsentrasi pada dua daerah tersebut,” terangnya. Setelah Tangerang, investor memilih Bogor sebagai daerah tujuan investasi perumahan. Ini karena kawasan perumahan di Bogor memiliki berbagai kelebihan dibandingkan daerah satelit lainnya. Misalkan saja, view indah, udara yang relative lebih sejuk, serta air yang lebih segar. Dengan kondisi alam seperti itu, tidak mengherankan kalau sejumlah investor menjadikan Bogor sebagai alternative investasi perumahan setelah Tangerang.

Selain kesejukan, daya dukung lainnya untuk tinggal di Bogor adalah adanya transportasi yang cukup memadai. Meski belum seperti harapan, kereta api jurusan Bogor Utara-Jakarta paling lama dijangkau hanya dalam tempo antara 20-40 menit. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu terlalu lama berada di jalan untuk menuju Jakarta.

Di urutan selanjutnya adalah Bekasi. Bekasi berada di urutan ketiga karena sebagaian besar masyarakat yang tinggal di daerah tersebut adalah penghuni. Namun untungnya di Bekasi banyak terdapat pabrik. Kondisi tersebut tentu membuka peluang bagi investor meraih laba. Karena pastinya pekerja pabrik khususnya pada level managerial pastilah harus memiliki rumah singgah di dekat areal pabrik. Kebetulan sejumlah kawasan perumahan menengah dan atas di Bekasi memiliki konsep menggabungkan kawasan perumahan dan pabrik. Namun karena jumlah managerial pabrik relative terbatas, maka investor tidak bisa berharap terlalu banyak untuk berinvestasi di Bekasi. Depok merupakan daerah satelit terakhir yang paling diminati investor. Selain karena kawasan perumahan di Depok masih terbatas, namun juga belum banyak alas an yang menyebabkan investor harus berinvestasi di kawasan tersebut. ”Kalaupun ada, hanya terbatas yakni di sekitar kampus,” tuturnya.