Farhad Moinfar, Direktur Myland Partners mengatakan, suksesnya peluncuran proyek Kingfisher membuka wacana sekaligus meningkatkan minat para investor dari Indonesia untuk berinvestasi di Selandia Baru. “Pada peluncuran Kingfisher at Great Lake Taupo di Jakarta minggu lalu, kami membukukan penjualan lebih dari NZD2 juta,” kata Moinfar. “
Selandia Baru menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan bagi para investor jika dibandingkan dengan investasi di negara lain, diantaranya tidak dikenakan stamp duty, tidak ada pajak atas capital gain, dan peluang untuk mengajukan migrasi (permanent residence). Untuk itu Myland Partners memiliki komitmen jangka panjang untuk memperkuat keberadaannya bagi pasar Indonesia,” jelas Moinfar.
Kelebihan Investasi Properti di Selandia Baru
Kingfisher
terletak di tepi danau terbesar Selandia Baru, Danau Taupo, yang ada di
North Island (pulau bagian utara). Proyek ini dibuat dengan konsep
resor di tepi perairan yang eksklusif. Dikelilingi hutan alami seluas
47 are, Kingfisher menawarkan peluang investasi yang menarik bagi para
investor mancanegara. Kingfisher terdiri dari 30 kavling Lakefront dan 45 kavling Lakeview, dengan luas kavling mulai dari 7.500 kaki persegi hingga 25.000 kaki persegi. Soal harga, My Land menawarkannya mulai dari NZD112.000. Investor dapat melakukan pembayaran secara tunai dengan diskon maksimum, bisa juga dengan mencicil secara bertahap selama 12 atau 24 bulan.
Aneka fasilitas pun tersedia, seperti seperti exclusive clubhouse, gymnasium, kolam renang indoor, lapangan tenis, boatramp dan dermaga, serta layanan full time on-site property management. “Semua fasilitas dan infrastruktur sudah selesai dibangun, sementara sertifikat kepemilikan sudah siap untuk balik nama,” kata Moinfar.
Sebuah survei menyebutkan, investor asal Indonesia memilih Singapura, Australia, dan London sebagai lokasi investasi properti mereka di mancanegara. Namun, tak ada salahnya jika Anda melirik Selandia Baru sebagai pelabuhan investasi properti Anda.
Menurut Transparency International Survey tahun 2011, negara yang bertetangga dengan Australia ini memiliki tingkat korupsi yang sangat rendah. Pemerintah Selandia Baru juga secara aktif mendorong masuknya investor dari luar negeri salah satunya dengan kebijakan tidak adanya larangan bagi warga negara asing untuk memiliki atau menjual properti di Negeri Kiwi tersebut.
Farhad Moinfar, Direktur Myland Partners anak
usaha Globe Holdings Ltd., pengembang terkemuka di Selandia
Baru menyebutkan, Selandia Baru memiliki beberapa kelebihan sebagai
lokasi investasi properti mancanegara.Pertumbuhan penduduk di Selandia Baru sangat pesat. Hal ini disebabkan kebijakan migrasi pemerintah serta meningkatnya angka kelahiran. Di lain pihak, kurangnya suplai hunian di banyak daerah di Selandia Baru, menyebabkan kebutuhan akan properti meningkat.
“Bagi investor properti, hal ini tentu menunjukkan potensi pertumbuhan pasar properti yang luar biasa disertai return on investment yang signifikan,” kata Moinfar.
Sebagai negara yang mendukung investasi, imbuh Moinfar, Selandia Baru tidak mengenakan pajak stamp duty, pajak atas tanah maupun pajak atas capital gain. Sebagai perbandingan, beberapa negara seperti Australia, mengenakan pajak stamp duty 3% - 4% dari harga jual kepada pembeli properti.
Pemerintah Selandia Baru juga tidak membatasi investor properti dari mancanegara, sehingga proses jual beli dibuat mudah dan praktis. Semua hal ini menyebabkan Selandia Baru mendapat predikat nomor satu dari Bank Dunia, sebagai negara yang memberikan perlindungan bagi para investor di 2011 lalu.
UNTUK INFO LEBIH LANJUT HUB:
ELLEN
082 111 5050 15
021-999 38 982


